17.41.00

Tidur, Penting Enggak Sih?

Sepertiga untuk tidur

Siapa yang belum pernah mengantuk dan tertidur di kelas? Hmm… kita semua pasti pernah merasakan tidak enaknya kurang tidur. Menahan kantuk membuat pusing dan badan lemas.
Apakah tidur itu penting bagi badan kita? Ooo... pasti penting sekali. Hampir sepertiga hari kita habis untuk tidur. Dalam satu hari, waktu kita tidur delapan jam. Coba hitung sendiri.
Setiap orang mempunyai waktu yang berbeda untuk tidur, tergantung pada usia dan kebiasaan. Seorang bayi membutuhkan lebih dari setengah hari untuk tidur.
Saat usia kita bertambah, waktu tidur pun semakin berkurang. Waktu tidur anak hingga menjelang dewasa, delapan hingga sembilan jam sehari. Setelah dewasa, kita hanya membutuhkan lima hingga delapan jam sehari untuk tidur.

Otak tetap aktif

Ketika kita tidur, hampir semua organ tubuh dihentikan atau diperlambat, kecuali otak yang tetap aktif. Otak tetap mengolah data dan ingatan di alam bawah sadar, yang kadang muncul sebagai mimpi.
Saat kita tidur terjadi beberapa perubahan, seperti aliran darah berkurang, otot mengendur, pernapasan melambat, keluar keringat, dan kadang kandung kemih terisi hingga kita ingin kencing. Air seni merupakan hasil metabolisme tubuh. Karena perubahan-perubahan itulah tubuh merasa rileks dan santai saat tidur.

Menambah tinggi

Saat tidur, tubuh kita menghasilkan sejumlah hormon yang diproduksi oleh kelenjar. Hormon ini kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Hormon yang dihasilkan saat tidur adalah hormon pertumbuhan. Ia dikeluarkan oleh kelenjar pituitari, fungsinya untuk menambah pertumbuhan tinggi badan kita. Itu sebabnya sebaiknya kita minum susu saat mau tidur karena produksi hormon paling tinggi adalah saat tidur. Hormon pertumbuhan merangsang hati menghasilkan bahan pertumbuhan tulang dan otot.
Hormon pertumbuhan akan mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh, kemudian akan memperbanyak diri secara tetap dan membelah diri secara aktif hingga kita bertambah tinggi.

Raksasa dan kerdil

Jika hormon pituitari tidak bekerja dengan baik, akan terjadi gangguan pada pertumbuhan. Gangguan ini dapat menyebabkan orang tumbuh secara tidak normal. Terlalu banyak hormon pertumbuhan, tubuh menjadi lebih tinggi dari kebanyakan orang. Gejala ini disebut tubuh raksasa atau gigantisme. Adapun orang yang kekurangan hormon pertumbuhan, tubuhnya menjadi kerdil atau kretinisme.
Jumlah hormon pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan remaja tidak sama satu orang dengan yang lainnya. Bahkan, tidak sama walaupun satu saudara kandung.
Itu sebabnya badan bertambah tinggi dengan cepat pada masa tertentu dan mulai berhenti sekitar usia 18 tahun.

Bagaimana saat dewasa?

Saat mencapai usia dewasa, hormon pertumbuhan tetap diproduksi, hanya berbeda fungsinya.
Pada usia 18 tahun, pertumbuhan tinggi badan telah mencapai titik puncak. Pada saat itu badan biasanya tidak bertambah tinggi lagi.
Setelah itu, hormon pertumbuhan beralih fungsi. Hormon ini berfungsi untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh, selain untuk mempercepat proses pertumbuhan.

Tahapan tidur

Tidur itu bertahap, enggak langsung tidur pulas. Tahapan tidur dimulai dengan tidur tidak nyenyak, tidur nyenyak, tidur dangkal, kembali lagi ke tidur nyenyak, begitu seterusnya hingga kita terbangun. Pada saat tahap nyenyak, kita sulit sekali dibangunkan. Pada tahap ini orang bisa tidur sambil berjalan atau bicara.
Setelah tahap nyenyak, otak akan menurunkan aktifitasnya menjadi tidur dangkal, sebelum akhirnya kita terbangun. Pada waktu kita memasuki tidur dangkal, tubuh mencapai keadaan rileks dan lemas. Saat ini orang tidur sambil bergerak, bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri.
Bila memasuki tahap ini orang susah dibangunkan, biasanya ia sedang bermimpi. Seorang pakar otak mengatakan, pada tahap ini otak maksimal dalam mengolah data dan memori. Maka ada yang menyarankan, sebelum tidur kita baca ulang materi sekolah agar lebih melekat dalam ingatan.

Disadur dari Kompas Anak , Minggu 4 Mei 2008